LirboyoNet Kediri-(16/7/18) Lajnah Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo (LBM P2L) secara resmi memulai kembali aktifitasnya.Gedung LBM yang menjadi venue acara tersebutpun dipadati oleh para santri yang begitu antusias mengikuti acara. Sebagaimana diketahui, bahwa bahstul masail adalah salah satu tradisi pesantren-pesantren salaf yang sudah ada sejak dulu.
Kediri(beritajatim.com) - Perwakilan kyai dan santri dari Pondok Pesantren Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur mengikuti Pertemuan Kyai, Santri untuk Pengendalian Rokok. Kegiatan diselenggarakan oleh Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) bekerja sama dengan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI).
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. LirboyoNet, Kediri- 16/7/18 Lajnah Bahtsul Masail Pondok Pesantren Lirboyo LBM P2L secara resmi memulai kembali aktifitasnya. Gedung LBM yang menjadi venue acara tersebutpun dipadati oleh para santri yang begitu antusias mengikuti acara. Sebagaimana diketahui, bahwa bahstul masail adalah salah satu tradisi pesantren-pesantren salaf yang sudah ada sejak dulu. Bahkan dalam acara itu beliau An’im Falahuddin Mahrus menuturkan bahwa dalam suatu forum bahtsul masail pernah Mbah Kiai Mahrus KH. Mahrus Ali berdebat dengan Mbah Kiai Wahab Hasbulloh selama tiga hari tiga malam tidak selesai, ini menandakan bahwa pesantren dengan bahstul masail adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Beliau berpesan kepada para mubahisin agar bisa menempatkan diri dan senantiasa menjaga adab, meskipun mungkin dalam forum bahtsul masail seringkali terjadi perdebatan yang alot namun alaqoh batiniah hubungan emosional harus tetap terjaga sebagaimana yang dicontohkan oleh para kiai terdahulu. “Bisa menemptakan diri juga harus, jangan sampai mentang-mentang di pondok ahli bahstu, ilmunya tinggi sampai dirumah mendebat kiai-kiai desa yang sudah sepuh. Inikan adabnya kurang, harus bisa membedakan mana forum bahstu dan mana muasyaroh.” begitu tutur beliau. Beliau juga menuturkan dawuhnya mbah Mbah Mahrus bahwa kunci hidup seorang santri adalah berilmu dan pintar bergaul. “Modal kita hidup ditengah masyarakat, di tengah organisasi, syarate men dikenal wong agar dikenal orang, vokal, reaktif, dan kritis. Tapi tetap masalah tata krama, dan taadduban dijaga, agar bisa diterima ditengah masyarakat.” Begitu, pungkas beliau di acara malam hari itu. IM 0
Jakarta - Pondok Pesantren Lirboyo adalah ponpes yang terletak di Kediri, Jawa Timur. Ponpes Lirboyo sudah berdiri sejak tahun di Kediri, Ponpes Lirboyo juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Berikut ini serba-serbi Pondok Pesantren Lirboyo yang dirangkum oleh situs resminya, Lirboyo adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH. Abdul Karim sebagai nama pondok pesantren dan terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota Kediri. Pondok Pesantren Lirboyo berlokasi di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Sejumlah santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur. Foto ANTARA FOTO/Prasetia FauzaniBerdiri Sejak Sebelum Kemerdekaan IndonesiaPondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan santri-santri Pondok Pesantren Lirboyo ikut berjuang di medan perang, salah satunya peristiwa 10 November 1945 di Pondok Pesantren Lirboyo KH. Abdul KarimKH. Abdul Karim adalah pencetus nama Pondok Pesantren Lirboyo. Ia lahir pada tahun 1856 M di desa Diyangan, Kawedanan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Abdul Karim adalah putra dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Karim sudah mempelajari ilmu agama sejak usia 14 tahun. Kemudian, pada usia 40 tahun, Abdul Karim menikah dengan Siti Khodijah binti KH. Sholeh atau Nyai pada tahun 1910 M, KH. Abdul karim hijrah bersama istri tercinta hijrah ke tempat sebuah desa yang bernama Lirboyo. Kemudian, Abdul Karim memakai nama Lirboyo untuk pondok Abdul Karim meninggal dunia pada tahun 1954. Ia dimakamkan di belakang masjid Pondok Pesantren LirboyoPonpes Lirboyo tidak hanya terletak di Desa Lirboyo, Kediri, namun memiliki sejumlah cabang yang tersebar di beberapa daerah. Berikut daftar cabang Pondok Pesantren Pagung KediriPesantren Turen MalangPesantren Bakung BlitarPesantren Santren BlitarPesantren Madrasah di Pondok Pesantren LirboyoMadrasah Hidayatul Mubtadi-ien berdiri pada tahun 1925 M, di bawah naungan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Madrasah ini berkembang menjadi Pusat Pendidikan Islam yang lebih khusus dalam memberi pembekalan materi keagamaan Hidayatul Mubtadi-ien MBM memiliki slogan yang dicetuskan oleh KH. Abdul Karim, yakni "Santri kang durung biso moco lan nulis kudu sekolah Santri yang belum bisa membaca dan menulis harus sekolah".Simak video 'Eko Kuntadhi Penggiat Medsos Dikecam karena Hina Ustadzah Ponpes Lirboyo'[GambasVideo 20detik] kny/imk
PPMQ adalah salah satu unit Pondok Pesantren Lirboyo yang berada di sebelah barat dari Pondok Induk Lirboyo. Pondok Pesantren Murottilil Qur’an memadukan antara pendidikan al-Qur’an dan pendidikan diniyah. PPMQ Lirboyo lebih menitik beratkan pada metode hafalan dan membaca al-Qur’an yang baik dan benar secara tartil dengan menggunakan al-Qur’an Rosm Utsmany. Sekilas Sejarah Berdirinya Berdirinya pondok pesantren unit Lirboyo yang satu ini, tidak bisa dilepaskan dari Madrasah Murottilil Qur’an MMQ yang dirintis oleh Al-Ustadz KH. Maftuh Basthul Birri. Madrasah ini berawal sekitar tahun 1397 H./ 1977 M. yang kala itu berupa pengajian dengan sistem sorogan yang diasuh langsung oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Karena semakin banyaknya santri yang mengaji, maka sekitar tahun 1978 M. MMQ berdiri sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo yang khusus membidangi al-Qur’an. Santri dan Asrama Tahfizh Perdana Pada tahun 1989/1990 ada seorang santri yang berhasrat menghafalkan al-Qur’an. Oleh beliau Al Ustadz disambut dengan senang hati dan tangan terbuka. Lama kelamaan santri yang ingin menghafalkan al-Qur’an terus bertambah, sehingga demi kelancaran pengajian, maka pada tahun 1997 dibentuklah struktur kepengurusan yang khusus menangani bidang hafalan al-Qur’an. Dengan dibentuknya kepengurusan ini, maka berdirilah sebuah majelis khusus yang menjadi wadah bagi santri huffazh, yang diberi nama dengan Majelis Qiro’ah wat Tahfizh. Pembangunan asrama MQT sebagai Sijnu Yusuf bagi para calon Ahli Qur’an dimulai pada periode keempat tahun 2001. Sebelum periode itu, para santri yang menghafal al-Qur’an lebih banyak berdomisili di Pondok Induk dan unit-unit lainnya. Dengan terus bertambahnya santri yang ingin menghafalkan al-Qur’an dan perlunya optimalisasi penanganan santri tahfizh, oleh karena itu Al Ustadz dengan segenap kemampuannya mendirikan sebuah asrama dahulu dikenal dengan Gubug Huffazh yang terletak di kawasan Lirboyo bagian barat. Bangunan terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama lantai bawah merupakan ndalem kediaman Al Ustadz. Lantai II dan III adalah asrama santri. Berdirinya Pondok Unit dan Cabang Pada tanggal 16 Juni 2002, MMQ meresmikan cabangnya di daerah Batam, lebih tepatnya di Kampung Selayang, Dormitory, Blok R, Kel. Mukakuning, Kec. Sei Beduk Batam. Seiring perkembangan zaman, MMQ Batam sekarang disebut PPMQ Cabang Batam juga telah resmi menjadi Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam. Seiring dengan semakin meningkatnya minat santri untuk menghafal al-Qur’an, sementara asrama yang tersedia sudah tidak mencukupi untuk menampung santri baru, kemudian muncullah ide untuk membangun asrama baru pada tahun 2004 M. Akhirnya ditemukanlah lokasi yang dianggap tepat sebagai “kawah candradimuka” para calon huffazh Qur’an, yaitu di dusun Kodran, desa Sidomulya, kec. Semen, kab. Kediri, yang bernama PPMQ Unit Kodran Putra Putri. Awal Mula Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Sehubungan dengan disahkannya MMQ menjadi Unit PP. Lirboyo dengan nama Pondok Pesantren Murottilil Qur’an PPMQ, sebagaimana tertuang dalam TAP BPKP2L ’09 maka bertepatan tanggal 06 Juli tahun 2009 M. berdirilah Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo PPMQ Lirboyo sebagai lembaga yang berdiri dan berada di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, yang memiliki otoritas terhadap MMQ, MQT, PPMQ Unit dan Cabang yang telah eksis sebelumnya. Seiring dengan perkembangannya, 10 tahun setelah pengesahannya PPMQ Lirboyo lebih tepatnya pada tanggal 20 Januari 2019 M. karena berbagai kendala dan demi kemajuan Pondok Pesantren Murottilil Qur’an terjadilah pertemuan antara Pimpinan PPMQ Lirboyo, Pimpinan PPMQ Unit Kodran dan Pimpinan Majlis Qiro’ah Wat Tahfizh MQT. Atas pertemuan tersebut munculah keputusan yang berupa peleburan antara MQT dan PPMQ Lirboyo. Dan mulai tahun ini pula, kepengurusan yang semula dilimpahkan kepada MQT, kini diamanahkan kepada PPMQ Lirboyo. Namun demikian, peleburan ini tidak serta merta menghapus MQT. Bahkan demi melestarikan istilah MQT, Pondok Pesantren Murottilil Qur’an memberikan nama kepada lembaga yang menangani kegiatan belajar mengajar di PPMQ Lirboyo dengan nama Majlis Qiro’ah wat Tahfizh MQT. Dalam perkembangannya, MQT lebih difokuskan menjadi bagian Lembaga dari PPMQ yang menangani dan mengatur sistem pendidikan di Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo. Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Kini Tahun demi tahun pun berjalan, Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo kian hari berkembang pesat. Sekarang, santri PPMQ telah mencapai orang. Berikut merupakan Lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Murottilil Qur’an 1. Madrasah Murottilil Qur’an MMQ Lirboyo Kepengurusan MMQ sendiri mulai dibentuk pada tahun 1990 M. Dan mengingat kuantitas siswa yang terus bertambah, MMQ merasa perlu untuk memilah siswanya dalam beberapa tingkatan. Maka dibentuklah jenjang pendidikan dengan tingkatan Ibtida’iyah, Tsanawiyyah, ’Aliyah. Setiap tahun, Madrasah Murottilil Qur’an MMQ terus melakukan perkembangan. MMQ yang saat ini 2021/2022 diikuti oleh siswa dipimpin oleh Ustadz M. Muchlisin dari Kediri, Madrasah ini mempunyai empat jenjang tingkatan. Pertama, tingkat I’dadiyah, dapat ditempuh selama setengah tahun dengan materi; buku Turutan A,Ba,Ta Jet Tempur, mempelajari dan membaca mulai surat Al-A’la s/d surat An-Nas. Kedua, tingkat Ibtidaiyah, dapat ditempuh selama setengah tahun dengan materi; buku Persiapan Membaca Al-Qur’an, Bonus Agung Yang Terlupakan, mempelajari dan menghafal mulai surat Al-A’la s/d surat An-Nas. Ketiga, tingkat Tsanawiyyah, dapat ditempuh selama setengah tahun dengan materi buku Standar Tajwid Fathul Mannan, Manaqibul Auliyail Khomsin, mempelajari dan menghafal mulai surat Al-A’la s/d surat An-Nas, surat Yasin, surat Al-Waqi’ah, dan bacaan-bacaan ghorib. Keempat, tingkat Aliyah, dapat ditempuh selama satu tahun setengah dengan materi; buku Mari Memakai Rosm Utsmaniy dan Tajwid Jazariyyah, sorogan Al-Qur’an juz 1 – juz 30 dan menghafal qishoris shuwar dan surat-surat penting. 2. Majlis Qiro’ah Wat Tahfizh MQT PPMQ Lirboyo MQT adalah lembaga yang menangani kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo. MQT menjadi garda terdepan Pesantren Murottilil Qur’an Lirboyo dalam membentuk karakter santri yang berkualitas. Khususnya dalam segi hafalan Al-Qur’an dan pola hidup sehari-hari. Akan tetapi siswa MQT selain diharuskan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di PPMQ Lirboyo, Siswa MQT pun wajib mengikuti kegiatan belajar di Madrasah Hidayatul Mubtadiin MHM Lirboyo. Adapun MQT saat ini 2021/2022 dipimpin oleh Bpk. M. Nur Fauzi dari Semarang, dengan jumlah siswa sebanyak 107 siswa. Kegiatan di MQT terbagi menjadi tiga, harian, mingguan dan tahunan. Kegiatan Harian, meliputi; Qiyamullail, mengaji setor hafalan, pengajian Qiro’at Sab’ah, murottalan bersama, takror hafalan, dan wajib tadarus. Kegiatan Mingguan, meliputi; Jam’iyyah malam Jum’at, sema’an al-Qur’an hari Jum’at Jum’at ceria, ziaroh Jum’at pagi, dan musyawaroh kitab Jurumiyyah & Sullamut Taufiq. Kegiatan Bulanan, meliputi; sema’an Haul Masyayikh dan lalaran Jazariyah. Adapun jenjang pendidikan yang ada di MQT meliputi; Marhalah I’dadiyah materi hafalan juz amma dan surat-surat penting dan buku Persiapan Membaca Al-Qur’an. Marhalah Ula materi hafalan juz 1-10 dan buku Tajwid Jazariyyah. Marhalah Tsaniyah materi hafalan juz 11-20 dan buku Tajwid Jazariyyah. Marhalah Tsalitsah materi hafalan juz 21-30 dan buku Tajwid Jazariyyah. Tingkat Sab’atul Qiro’ah bagi santri yang memiliki hafalan 20 Juz. 3. PPMQ Unit Putra Putri Kodran Semen Kediri Pada tahun 2004 dibangunlah bangunan baru yaitu Pondok Pesantren Murottilil Qur’an Putra-Putri di dusun Sidomulyo, desa Kodran, kec. Semen, Kediri, yang berjarak kurang lebih 3 km dari PPMQ Lirboyo. Adapun untuk santri putra putri yang berada di PPMQ Unit Kodran saat ini 2021/2022 mencapai 580 santri putra dan 439 santri putri. Kegiatan dan jenjang pendidikan yang ada di PPMQ Unit Kodran sama dengan yang ada di MQT PPMQ Lirboyo. Pada mulanya, PPMQ Kodran adalah pesantren yang fokus pada pengajian al-Qur’an. Akan tetapi pada akhir-akhir ini, PPMQ Kodran telah memiliki Madrasah Diniyyah yang bernama MDMQ Madrasah Diniyyah Murottilil Qur’an dengan tenaga pengajar yang rata-rata lulusan Madrasah Hidayatul Mubtadiin MHM Lirboyo. Jenjang pendidikan yang berada di MDMQ adalah Tingkat Ibtida’iyah dan Tsanawiyah. Adapun kegiatan MDMQ digelar setiap hari mulai pukul WIs. Untuk saat ini, siswa MDMQ Kodran putra berjumlah 395 siswa dan siswi MDMQ Kodran putri berjumlah 348 siswi. 4. Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam Bermula dengan diresmikannya MMQ cabang Batam pada tanggal 16 Juni 2002, saat ini MMQ Batam sekarang disebut PPMQ Cabang Batam juga telah resmi menjadi Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam. Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam MMQ Cabang Batam, saat ini dipimpin oleh Ustadz Imam Hasan Asy’ari dari Kendal. Beliau adalah salah satu dari tiga Ustadz yang pertama kali diutus langsung oleh beliau Al Ustadz KH. Maftuh Basthul Birri ke MMQ Batam. Pada saat itu, beliau diutus ke Batam bersama Ustadz Miftahul Huda dari Blitar dan Ustadz Agus Mukhlis dari Trenggalek. Adapun Lembaga-lembaga yang berada dalam naungan Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam meliputi ; MMQ Jet Tempur; PPMQ Jet Tempur 1 Kampung Selayang; PPMQ Jet Tempur 2 Kampung Bagan; TPQ Jet Tempur; TK Jet Tempur; SDIT Sekolah Dasar Islam Terpadu Jet Tempur. Hingga saat ini, jumlah keseluruhan santri/siswa yang berada di Yayasan Murottilil Qur’an Kota Batam berjumlah 231 santri. DOWNLOAD BROSUR PPMQ LIRBOYO & KODRANInformasi lebih lanjut tentang Pon. Pes. Murottilil Qur’an Lirboyo, bisa dilihat di sini. Data Statistik Santri Untuk data santri Pondok Pesantren Murottilil Qur’an adalah dari jumlah santri PPMQ Lirboyo, PPMQ Kodran dan PPMQ Jet Tempur Batam yaitu sebanyak santri. Tidak memasukkan Santri nduduk gubughuffazh & Siswa MMQ. Fasilitas PPMQ Jadwal Kegiatan PPMQ Harian Siswa Ibtidaiyah & Tsanawiyah MHM 2. Siswa Aliyah MHM & Maha Santri Ma’had Aly Mingguan Bulanan Galeri PPMQ Untuk mengetahui selengkapnya tentang PPMQ, bisa dilihat di siniJangan lupa juga untuk ikuti intsagram PPMQ 10
Kediri - Sebanyak 25 ribu santri Ponpes Lirboyo mulai kembali ke pondok secara bertahap. Hari ini ada sekitar empat ribu santri yang kembali ke Kediri Kota AKBP Eko Prasetyo melihat kesiapan anggotanya bersama TNI, BPBD, Satpol PP dan Dishub Kota Kediri di lapangan Ponpes Lirboyo."Sebanyak empat ribu santri Pondok Pesantren Lirboyo dijadwalkan kembali datang ke pondok hari ini. Agar tetap sesuai dengan protokol kesehatan dan tidak mengganggu arus lalu lintas, kedatangan santri diatur bertahap mulai jam WIB," ucap AKBP Eko, Minggu 23/5/2021. Berdasarkan data yang diterima detikcom, jumlah keseluruhan santri Lirboyo Kediri mencapai 25 ribu. Namun kembalinya santri dari kampung halaman diatur secara kedatangan santri per harinya sekitar Kembalinya santri ke pondok dikoordinir oleh HIMASAL Himpunan Alumni Santri Lirboyo di masing masing daerah asal santri."Mulai hari ini tanggal 23 Mei seluruh santri sudah mulai kembali ke pondok pesantren. Namun kembalinya santri diatur bertahap. Untuk hari ini, khusus santri Pondok Pesantren Lirboyo yang masih berasal dari Provinsi Jawa Timur. Petugas gabungan dari TNI/Polri menyiagakan 70 personelnya untuk pengamanan dan pendampingan, agar kegiatan tidak menimbulkan kerumunan dan protokol kesehatan COVID-19," imbuh perwakilan dari Pondok Pesantren Lirboyo, KH Oing Abdul Muid Sohib menjelaskan, sebelumnya pihaknya dan Gugus Tugas COVID-19 Kota Kediri sudah berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk kepulangan para santri."Santri yang kembali ke ponpes juga diharuskan sudah melakukan rapid tes dengan hasil negatif, dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 3 Hari. Alhamdulillah berdasarkan pantauan panitia dan kepolisian berjalan sesuai protokol kesehatan," kata Gus Muid, sapaan akrab KH Oing Abdul pantauan detikcom, tidak ada rekayasa atau pengalihan arus lalu lintas terkait kembalinya santri. Tetapi petugas kepolisian tetap disiagakan untuk pengaturan arus lalu lintas. Untuk pondok pesantren lain di Kota Kediri, para santri dijadwalkan kembali pada pekan depan. sun/bdh
kegiatan pondok pesantren lirboyo